Right Button

test bannerSelamat Datang di Website KAMI

Konferensi Wakaf Internasional 2025 Resmi Dibuka, Ribuan Peserta dan Puluhan Tokoh Islam Dunia Hadir

Andalas-Time,Sumbar - Pembukaan Konferensi Wakaf Internasional 2025 yang dipusatkan di Hotel Truntum, Kota Padang berlangsung meriah, Itu ditandai dengan kehadiran ribuan peserta dalam forum berskala global tersebut. Kegiatan ini menjadi ruang konsolidasi untuk memperkuat ekosistem wakaf produktif di Indonesia.


Puluhan tokoh nasional dan internasional hadir, di antaranya Wakil Presiden RI ke-13 Ma’ruf Amin, Ketua MPR RI Ahmad Muzani, Menteri Agama Nasaruddin Umar, Wakil Grand Syaikh Al-Azhar Prof. Muhammad Ad-Duwaini, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, serta perwakilan lembaga wakaf dari Mesir, Maroko, Arab Saudi, Kuwait, Malaysia, dan Suriah.

Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah membuka acara dengan menegaskan bahwa masyarakat Minangkabau memiliki tradisi panjang dalam praktik wakaf, terutama dalam penguatan surau dan pendidikan. Menurutnya, wakaf merupakan instrumen penting untuk memajukan layanan pendidikan, kesehatan, UMKM, dan ketahanan sosial jika dikelola secara produktif.


“Kehadiran para tokoh nasional dan internasional adalah kehormatan bagi Sumbar. Ini menunjukkan bahwa isu wakaf menjadi perhatian global. Semoga konferensi ini melahirkan gagasan baru untuk memperkuat wakaf produktif,” ujar Mahyeldi saat acara pembukaan di Padang, Sabtu (15/11/2025).


Wakil Presiden RI ke-13, Ma’ruf Amin, menyoroti masih lemahnya tata kelola wakaf nasional meski potensinya sangat besar. Padahal potensinya sangat besar di Indonesia.


“Potensi wakaf Indonesia itu sekitar Rp180 triliun per tahun, namun belum tergarap optimal,” ujarnya.


Ma’ruf Amin juga mengatakan, Indonesia seharusnya menjadi pusat peradaban wakaf modern. Sebab, mayoritas rakyatnya beragama islam.


“Wakaf tidak hanya soal pahala, tetapi harus melahirkan kemaslahatan nyata. Bila dikelola profesional, wakaf dapat menjadi solusi berbagai persoalan sosial, termasuk kemiskinan.”tukuknya.


Menteri Agama, Nasaruddin Umar, menambahkan bahwa ukuran keberhasilan wakaf bukan pada besaran aset, melainkan manfaat yang berkelanjutan.


“Keberhasilan wakaf bukan soal megahnya bangunan, tetapi manfaat yang dinikmati generasi mendatang,” katanya.


Ia menyebut saat ini 278 ribu bidang tanah wakaf sudah tercatat resmi di BPN, dan kementeriannya tengah menyiapkan regulasi baru untuk memperkuat ekosistem wakaf uang.


Sementara itu, Ketua MPR RI Ahmad Muzani menilai wakaf memiliki potensi besar menjadi instrumen penting bagi pembangunan nasional.


“Jika dikelola profesional, wakaf bisa menjadi modal pembangunan, dari pendidikan hingga UMKM,” ujarnya.


IMenurutnya Sumbar memiliki punya modal kuat untuk itu, sebab masyarakatnya berbudaya dan religius. Sebuah modal besar untuk menjadi daerah pelopor pengelolaan wakaf modern.


Konferensi Wakaf Internasional akan berlangsung selama dua hari, membahas empat isu strategis: wakaf untuk pembangunan berkelanjutan, wakaf sebagai instrumen ekonomi dan investasi, wakaf dan pendidikan, serta wakaf untuk kesejahteraan sosial. Agenda pendukung juga digelar, di antaranya pelatihan nadzir bersertifikat, pameran produk wakaf, investment gathering, serta Silaturahmi Nasional Ulama dan Pengasuh Pesantren.


Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian Hari Jadi ke-80 Provinsi Sumbar dan 100 Tahun Pondok Modern Darussalam Gontor, serta didukung oleh BPKH, Bank Nagari Syariah, Paragon Corp, Pemprov Sumbar, dan Pondok Modern Darussalam Gontor. (adpsb)

Posting Komentar

0 Komentar