Dalam kunjungan tersebut, Dato’ Ahmad Azzam hadir bersama rombongan sebanyak 25 orang. Pertemuan ini membahas sejumlah topik penting, antara lain penghargaan terhadap Buya Hamka di tingkat internasional, rencana penguatan kerja sama lintas negara di bidang sosial dan budaya, serta pengembangan potensi wisata religi di kawasan Maninjau.
Dato’ Ahmad Azzam menyampaikan bahwa Buya Hamka merupakan sosok ulama besar dan cendekiawan Islam yang sangat dihormati di Malaysia. Ia menjelaskan, karya dan pemikiran Buya Hamka telah menjadi sumber inspirasi di berbagai lembaga pendidikan tinggi, seperti Universiti Islam Antarabangsa Malaysia (UIAM), Universiti Kuala Lumpur (UNIKL), dan Universiti Islam Antarabangsa Sultan Abdul Halim Mu’adzam Shah (UniSHAMS) di Kedah.
Menurutnya, Malaysia memberikan penghargaan yang tinggi terhadap kontribusi Buya Hamka bagi dunia Islam dan peradaban Melayu. Karena itu, pihaknya ingin memperkuat kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dalam upaya melestarikan nilai-nilai perjuangan dan pemikiran tokoh besar asal Minangkabau tersebut.
Selain membahas kiprah Buya Hamka, Dato’ Ahmad Azzam juga menyoroti potensi wisata sejarah dan religi di kawasan Maninjau, yang semakin diminati wisatawan Malaysia. Ia menilai, daya tarik wisata yang terkait dengan Buya Hamka memiliki potensi besar untuk berkembang lebih jauh, namun masih memerlukan dukungan infrastruktur yang memadai, khususnya fasilitas penginapan.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Mahyeldi menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada Dato’ Ahmad Azzam atas perhatian dan kecintaannya terhadap Buya Hamka dan Minangkabau. Ia juga mengajak pihak Malaysia, khususnya para perantau dan pelaku usaha, untuk berinvestasi di sektor pariwisata Sumatera Barat, termasuk pembangunan hotel di kawasan Maninjau yang dapat melengkapi keberadaan Masjid dan Museum Buya Hamka.
“Pemerintah Provinsi Sumatera Barat sangat terbuka terhadap kolaborasi dan investasi yang mendukung pengembangan potensi daerah, terutama di sektor wisata sejarah dan religi. Kehadiran tokoh-tokoh seperti Dato’ Ahmad Azzam tentu memperkuat hubungan baik antara Sumatera Barat dan Malaysia,” ujar Mahyeldi.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Mahyeldi juga menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah, akademisi, dan tokoh masyarakat dalam menjaga serta mengembangkan warisan intelektual para ulama dan cendekiawan Minangkabau.
Selain Buya Hamka, pertemuan tersebut turut menyinggung peran tokoh-tokoh Minang lainnya yang berpengaruh di tingkat internasional. Dato’ Ahmad Azzam menekankan perlunya dokumentasi sejarah dan penghargaan terhadap tokoh-tokoh asal Minangkabau yang telah memberi kontribusi besar di berbagai negara, seperti Raja Sulaiman di Filipina dan Rumah Gadang Fatimah di Thailand.
Menanggapi hal itu, Gubernur Mahyeldi menyambut baik usulan tersebut. Ia menilai, inisiatif seperti ini penting untuk memperkuat identitas dan kontribusi Minangkabau di kancah global. Mahyeldi juga menekankan perlunya mempererat hubungan lintas negara antara Sumatera Barat dan Malaysia dalam bingkai ukhuwah Islamiyah dan kebersamaan umat.
“Sumatera Barat dan Malaysia memiliki ikatan sejarah, budaya, dan nilai keislaman yang sangat kuat. Kerja sama di bidang pendidikan, sosial, dan kebudayaan perlu terus kita tingkatkan agar warisan intelektual dan spiritual para pendahulu dapat terus memberi manfaat bagi generasi berikutnya,” tutur Gubernur Mahyeldi.
Di akhir pertemuan, Dato’ Ahmad Azzam menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat Gubernur Mahyeldi dan menyatakan komitmennya untuk terus memperkuat hubungan kerja sama antara Malaysia dan Sumatera Barat, baik dalam bidang pendidikan, kebudayaan, maupun keagamaan. (adpsb/cen)

0 Komentar